Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 1 Bandar Masilam
IC 555 diperkenalkan pertama kali oleh Signetics Corporation (diakuisisi oleh Philips) pada tahun 1971 dengan nama asli SE555/NE555 dan mendapat sebutan "The IC Time Machine". Nama 555 sendiri diambil dari penggunaan 3 buah resistor 5-kohm yang terdapat di dalam sebagai penyusun IC ini. Secara keseluruhan IC 555 tersusun atas 2 komparator tegangan, 1 flip-flop bistable, 1 transistor pembuangan (discharge), dan 3 resistor pembagi tegangan.

Firstly, IC 555 explained by Signetics Corporation ( Take over by Philips) at 1971 with original name’s SE 555/NE 555 and get term “The IC Time Machine”. This 555 take by using 3 resistor 5 ohm inside as this IC composer. Totality IC 555 arrange of  2 voltage comparator, 1 bistable flip flop, 1 discharge transistor, and 3 voltage divide resistor.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 2
Abstrak............................................................................................................................. 3
Daftar isi........................................................................................................................... 4

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang .................................................................................................... 5
1.2              Maksud & Tujuan .............................................................................................. 5
1.3              Ruang Lingkup                                                                                             ......      6
1.4              Permasalahan Pokok                                                                                    ...... 6
1.5              Sistematika Penulisan ......................................................................................... 6

BAB 2                                         LANDASAN TEORI .................................................      8

BAB 3                             PEMBAHASAN .............................................................      29

BAB 4                      PENUTUP............................................................................... ......      31
4.1       Kesimpulan   
4.2       Saran – Saran

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                          32

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi modern sekarang ini yang menyediakan segala macam fasilitas yang serba praktis dan kemudahan yang diberikan kepada manusia sebagai pengguna, membuat kita merasa tertarik untuk memiliki dan menggunakan fasilitas tersebut. Demikian juga dengan bel pintu, bel pintu membuat kita lebih mudah dalam bertamu apalagi sekarang ini banyak rumah-rumah yang jarak antara gerbang dengan rumah cukup jauh. Dengan adanya rumah yang menggunakan bel pintu akan memudahkan si pengunjung (tamu) dalam melakukan hubungan dengan si pemilik rumah yang berada didalam tanpa mengucapkan salam dengan suara yang keras, selain itu dengan adanya bel pintu si pemilik rumah akan mengetahui adanya tamu yang berkunjung kerumahnya dengan mendengar bel yang dibunyikan oleh tamu. Maksud dari dua nada pada rangkaian ini merupakan sebuah rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan keluaran yang berupa nada tinggi dan nada rendah. Perbedaan nada yang dihasilkan ini terjadi pada saat saklar ditekan yang akan menghasilkan nada tinggi sedangkan untuk nada rendah terjadi sesaat setelah saklar dilepas. Rangkaian ini menggunakan beberapa komponen elektronika yang diantaranya adalah saklar, dioda, resistor, kapasitor, loud speaker dan yang paling utama dari rangkaian ini menggunakan IC-555.











1.2        Maksud dan Tujuan
Dalam makalah ini penyusun ingin memberikan kepada teman-teman atau pembaca untuk mengetahui sebuah komponen yang berpengaruh dalam dunia elektronika. Maksud tujuan penyusun agar pembaca atau teman sekalian bisa mengetahui fungsi utama dan cara kerja jomponen ic ne555 dan bermanfaat dalam belajar. Untuk itu penyusun ingin memberikan penjelasan tentang tujuan dari pembuatan makalah tentang analisa rangkaian elektronika ic ne555.
1.      Dapat mengetahui system kerja komponen elektro IC NE555
2.      Dapat mengetahui fungsi kaki-kaki komponen elektro IC NE555
3.      Agar dapat memberikan pengetahuan kepada teman-teman sekalian
4.      Dapat merangkai sebuah rangkaian elektronika yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
5.      Dan dapat menjelaskan asal pembuatan komponen elektronika dengan IC NE555.
1.3        Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penyusunan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui dan mengenal komponen ic ne555 dalam membuat suatu rangkain
2.      Mengetahui fungsi dari tiap-tiap komponen.
3.      Mengetahui cara memasang komponen dengan benar.
4.      Mampu membuat sebuah rangkain elektronika dengan IC NE 555 atau komponen IC yang lain.
5.      Sebagai wacana untuk terus mengikuti perkembangan teknologi yang kiat pesat.
1.4         Permasalahan Pokok
      Dalam makalah ini akan di bahas mengenai rangkaian bel pintu 2 nada menggunakan IC NE 555 dengan sedikit menerangkan spesifikasi dan fungsi masing-masing komponen serta menitikberatkan pada penganalisaan fungsi IC NE 555 dan cara kerja dari rangkaian tersebut.



1.5        Sistematika Penulisam
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi makalah ini, penulis menguraikan secara singkat tentang isi pokok yang akan penulis jabarkan dalam makalah ini dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
1.2   Maksud dan Tujuan
1.3   Ruang Lingkup
1.4   Permasalahan Pokok
1.5   Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Dasar Elektronika
            Dalam elektronika, komponen elektronika dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.   Komponen Aktif
2.   Komponen Pasif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya Dioda, Resistor, Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer, SCR, Relay, Integrated Circuit (IC) dan lain-lain. Namun disini kami akan menjelaskan uraian dari komponen-komponen elektronika yang bersangkutan dengan alat yang kami buat yaitu “BEL PINTU 2 NADA”.
B. Komponen Aktif & Pasif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya Dioda, Resistor, Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer, SCR, Relay, Integrated Circuit (IC) dan lain-lain.
Komponen- komponen yang dipakai dalam pembuatan “BEL PINTU 2 NADA” meliputi :
1.             IC NE555
IC 555 diperkenalkan pertama kali oleh Signetics (diakuisisi oleh Philips) pada tahun 1971 dengan nama asli SE555/NE555 dan mendapat sebutan "The IC Time Machine". Nama 555 sendiri diambil dari penggunaan 3 buah resistor 5-kohm yang terdapat di dalam atau sebagai penyusun IC ini. Secara keseluruhan IC 555 tersusun atas 2 komparator tegangan, 1 flip-flop bistable, 1 transistor pembuangan (discharge), dan 3 resistor pembagitegangan.
Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. Salah satu contoh IC yaitu 555 multivibrator.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZgGhmQR_6KAlo_YN6_jD5z6_8pTfcM73M9_eiSnj_LzeuOQ8FloCmk6CkQeiJkTX23RQgRjQQBnrOumzCnhxvyEivy71bS7PYJ3AL4Ft2TTlthd2ayDIEHgnEEVRg32A84I1YgAiZges_/s400/bentuk-komponen-ic-555.jpglm555
IC pewaktu 555 adalah sebuah sirkuit terpadu yang digunakan untuk berbagai pewaktu dan multivibrator.
Spesifikasi
Spesifikasi ini merupakan tipe NE555. Pewaktu 555 lainnya mungkin memiliki spesifikasi yang berbeda, tergantung tingkat penggunaannya (militer, medis, penerbangan, dll.).

lm555
IC NE555 mempunyai 8 pin(kaki) dan hanya berukuran kurang dari ½ cm3 (sentimeter kubik). Aplikasi utama IC NE555 digunakan sebagai Timer (pewaktu) dengan operasi rangkaian Monostable dan Pulse Generator (pembangkit pulsa) dengan operasi rangkaian  estable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan  Sequentian Timing. Dilihat dari perusahaan pembuatnya, IC NE555 merupakan pabrikan dari Philips dan Texas Instrument. Banyak perusahaan yang membuat IC yang serupa dengan IC NE55. Masing-masing perusahaan mengeluarkan dengan desain dan teknologi yang berbeda-beda. Misalnya, Nasional Semikonduktor membuat dan menyebutnya dengan nama LE555. Motorola/On-Semi  mendisainnya dengan transistor CMOS sehingga konsumsi powernya ukup kecil dan menamakannya MCI455. Maxim membuat versi CMOS dengan nama M7555. Walaupun namanya berbeda-beda, namun fungsi dan diagramnya saling kompatibel (fungsi dan posisi pinnya)  anta yang satu dengan yang lain. Walaupun kompatibel satu sama lain, tetap saja ada beberapa karakteristik yang berbeda seperti konsumsi daya, frekuensi maksimum, dll.
  1. Gerbang Logika Dasar
            Pengertian dari gerbang logika itu sendiri adalah suatu piranti dengan jumlah terminal masukan dan sebuah terminal keluaran yang keadaan keluarannya tergantung dari sinyal masukan secara keseluruhan.
Gerbang Dasar yang terdiri dari atas :
·            Gerbang AND


 


Gambar 2.1
Pada gerbang logika yang ada diatas tersebut akan didapat persamaan untuk keluarannya adalah        Y = A • B    dan untuk tabel kebenarannya adalah sebagai berikut :  

A

B

Y
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
Tabel 2.1

*      Gerbang OR

Dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :


 




Gambar 2.2

Pada gerbang logika OR yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai berikut :    


 

Y = A + B


A

B

Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
Dari persamaan yang ada diatas tersebut maka akan didapat tabel kebenarannya sebagai berikut :



                                     
    Tabel 2.2

 
*      Gerbang NOT
Dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :



 




Gambar 2.3

Dari gambar yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai berikut :


 

A = A



A

Y
0
1
1
0
Maka dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel  kebenarannya sebagai berikut :





                                                            Tabel 2.3

2.1.2    Gerbang Turunan

Gerbang turunan adalah gerbang yang terbentuk dari gerbang dasar, gerbang turunan ini terdiri atas :

*      Gerbang NAND


 



    Gambar 2.4
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai berikut :             Y = A • B
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya sebagai berikut :


A

B

Y
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0

                                                     Tabel 2.4

*      Gerbang NOR


 




Gambar 2.5
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai berikut :             Y = A + B
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya sebagai berikut :


A

B

Y
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0

                                                   Tabel 2.5

*      Gerbang EXOR



 





Gambar 2.6

+
 
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai berikut :             Y = A           B
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya sebagai berikut :



A

B

Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0

                                                     Tabel 2.6
*      Gerbang EXNOR



 




Gambar 2.7

+
 
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai berikut :            
Y = A           B

Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya sebagai berikut :

A

B

Y
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1






                                   


3.             DIODA
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik dan tegangan listrik pada satu arah saja, yang memiliki bahan pokok dari Germanium (Ge) dengan tegangan barier sebesar 0,3volt artinya bila tegangan yang melewatinya kurang dari 0,3 volt maka dioda tidak bekerja dan Silikon (Si) dengan tegangan barier sebesar 0,7 volt artinya bila tegangan yang melewatinya kurang dari 0,7 volt maka dioda tidak bekerja.
 Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Gambar 2.9 Simbol dan struktur dioda
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.  
Gambar 2.10 dioda dengan bias maju
Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan  bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.
Gambar 2.11 dioda dengan bias negatif
Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena  adanya dinding deplesi (deplesion layer).
Gambar 2.12 grafik arus dioda
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
a. Dioda Kontak titik dan Dioda Hubungan
Dioda kontak titik, yaitu dioda yang dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah, misalnya tipe OA 70, OA 90 dan 1N 60.
Dioda Hubungan, yaitu dioda yang dapat menghantarkan arus atau tegangan listrik yang besar hanya satu arah dan digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya tipe 1N4001 ada 2 jenis, yaitu yang berkapasitas 1Ä‚ / 50 volt dan 1Ä‚ / 100 volt.
Gambar 2.13 Simbol Dioda Kontak Titik dan Dioda Hubungan


b. Dioda Zener
Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda  bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt.  
Gambar 2.14 Simbol Zener
Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Zener juga banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator) misalnya tipe 12 volt artinya dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 volt menjadi 12 volt. Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan breakdwon-nya.
  1. Dioda Pemancar Cahaya (LED)
            Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Gambar 2.15 Simbol LED
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. 
Gambar 2.16 LED array
LED sering dipakai sebagai indicator pada peraga atau display yang  masing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet. 

4.             KAPASITOR
Kapasistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau kapasitansi seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi :

*    Kapasitor tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas atau kapasitansi yang tetap.
            Simbolnya .
Gambar 2.10
Kapasitor tetap yang digunakan dalam  DADU ELEKTRONIK adalah 1 Mikro farad yang berfungsi sebagai flip-flop. Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas maupun film. Biasanya kapasitor yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari 1 mikrofarad.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka:
Angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga) menunjukan faktor penggali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).
      *   Kapasitor  Tidak Tetap
          Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasiotansi atau kapasitas yang dapat diubah – ubah. Kapasitor terdiri dari :
          a. Kapasitor Trimer
         Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah – ubah dengan  cara memutar porosnya dengan memutar obeng.
           Simbol trimmer kapasitor :       
                                                                  
Gambar 2.11

b. Variabel Kapasitor (Varco)
          Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah - ubah dengan
memutar poros yang tersedia.
   Simbol Varco:
 

                                   
                                                            Gambar 2.12

Kapasitor mempunyai keistimewaan diantaranya :
-          Penghubung , penstransfer , dan melewatkan arus bolak-balik
-          Memblok arus dan tegangan searah
-          Menyimpan dan mengeluarkan muatan listrik
-          Penala frekuensi pada rangkaian
-          Ada beberapa jenis kapasitor yaitu :
-          Kapasitor keramik

5.             RESISTOR
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan juga salah satu komponen yang kami pergunakan pada pembuatan BEL PINTU 2 NADA ini.
Resistor dapat dibagi 2 macam yaitu :
*          Resitor Tetap
Resistor tetap adalah yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Dalam BEL PINTU 2 NADA ini, resistor yang digunakan memiliki batas kemampuan daya misalnya 1/4 watt, dan nilai toleransinya sebesar 5%
Artinya resistor hanya dapat dioperasiakan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan daya.
Ø  Simbol resistor tetap
                                            
(a)                                                                                                                      (b)

Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat atau dibaca dari warna yang ada di badan resistor itu sendiri atau pada bagian luar badan resistor yang disebut gelang warna.
                            Gambar  2.8
 Contoh 1 : 4 warna gelang
Dengan catatan contoh 1 gelang 4 warna.
·                     Gelang 3&4 menunjukkan angka
·                     Gelang  2 menunjukkan banyaknya nol
·                     Gelang 1 menunjukkan toleransi
                                                      Gambar  2.9
Contoh 2 :       5 warna gelang
Dengan catatan contoh 2 gelang 5 warna
·                     Gelang 3,4&5 menunjukkan angka
·                     Gelang 2 menunjukkan bayaknya nol
·                     Gelang 1 menunjukkan toleransi
Untuk mengetahui berapa nilai warna serta toleransinya lihat tabel 2.1

   Warna

Gelang Ke
3&4
2
1
   Hitam
0
0
1%
   Cokelat
1
10
2%
   Merah
2
100
2%
   Jingga
3
1000

   Kuning
4
10.000

   Hijau
5
100.000

   Biru
6
1.000.000

   Ungu
7
10.000.000

   Abu-abu
8
100.000.000

   Putih
9
1.000.000.000

   Emas
-
0,1
5%
   Perak
-
0,01
10%
   Tidak Berwarna
-
0,001
20%

                                                            Tabel 2.8

Tabel diatas hanya khusus digunakan untuk resistor yang mempunyai 4 pita warna.
Untuk resistor dengan 5 pita warna memiliki tabel sebagai berikut :


   Warna

Gelang Ke
3,4&5
2
1
   Hitam
0
0

   Cokelat
1
10
1%
   Merah
2
100
0,1%
   Jingga
3
1000
0,01%
   Kuning
4
10.000
0,001%
   Hijau
5
100.000

   Biru
6
1.000.000

   Ungu
7
10.000.000

   Abu-abu
8
100.000.000

   Putih
9
1.000.000.000

  Emas
-
0,1
5%
  Perak
-
0,01
10%
  Tidak Berwarna
-
0,001
20%

                                                            Tabel 2.9

Tetapi pada proyek yang kami buat dalam hal ini adalah DADU ELEKTRONIK resistor yang kami gunakan dan memang yang dibutuhkan pada rangkaian adalah resistor yang menggunakan 4 gelang warna jadi yang akan lebih diperjelas adalah resistor 4 warna saja dari rangkaian dibutuhkan resistor yang bernilai 1KiloOhm ysitu dengan cara sebagai berikut.

     
     Bernilai 1 KiloOhm

Berwarna :       *  Gelang I      : Emas
                        *  Gelang II     : Jingga
                        *  Gelang III   : Hitam
                        *  Gelang IV   : Coklat
Resitor 4 warna ini juga berfungsi sebagai penghambat arus listrik sebagaimana fungsi resistor lainnya.
*          Resistor Tidak Tetap (Variabel)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai kemampuannya atau nilai  hambatannya  atau  resistansinya  dapat diubah-ubah. Jenisnya antara lain, hambatan geser trimpot dan potensiometer. Karena pada rangkaian two wire intercom yang dipergunakan hanya resistor yang bernilai tetap, jadi kami membahas resistor tidak tetap sebatas yang besarnya saja.
  1. Keostat
Merupakan hambatan geser yang terbuat dari kawat nikelin yang dillilitkan pada silinder keramik dan terdapat logam yang menempel pada penghantar dan dapat digeser kedudukannya.
  1. Trimpot
Merupakan hambatan yang memiliki nilai hambatanya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng.
6.             PENGERAS SUARA
Pengeras suara atau speaker adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput. Pada dasarnya, speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara.
Sebuah drivers memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone yang fleksibel atau diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat dari kertas, plastik ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada suspension. Suspension atau surround, merupakan ratusan material yang fleksibel yang menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket. Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil. Coil tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.
7.             MAGNET
Proses spaker coil bergerak, kembali ke posisi semula dan seterusnya adalah sebagai berikut. Elektromagnet diposisikan pada suatu bidang magnet yang konstan yang diciptakan oleh sebuah magnet permanen. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet permanen. Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya tarik-menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik secara konstan membalikkan dorongan magnet antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut menggetarkan udara di depan speaker, membentuk gelombang suara. Sinyal audio elektrik juga dapat diinterpretasikan sebagai sebuah gelombang. Frekuensi dan amplitudo dari gelombang ini, yang merepresentasikan gelombang suara asli, mendikte tingkat dan jarak pergerakan voice coil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi dan amplitudo dari gelombag suara diproduksi oleh diafragma.




     BAB III
PEMBAHASAN

Gambar Rangkaian Bel Pintu 2 Nada Dengan IC NE555
bel 2nada.jpg
Aktivator
 
A.        Analisa Rangkaian Bentuk Diagram


 





 



  1. Aktivator
            Activator pada rangkaian ini berasal dari tegangan yang diberikan pada rangkaian sebesar 9 volt. input tegangan tersebut dapat mengunakan baterai ataupun adaptor. Pada rangkaian ini penulis menggunakan baterai 9 volt sebagai input tegangan.


2.       Input
      Input pada rangkaian yaitu sebuah switch ( saklar ), yang berfungsi sebagai pemilih nada tinggi (ketika switch posisi ON) dan nada rendah (ketika switch posisi OFF).
3.     Clock
Sebuah IC 555 dengan menambahkan resistor dan kondensator sehingga rangkaian IC 555 merupakan rangkaian astable, dimana outputnya akan menghasilkan tegangan 0 Volt dan 5 Volt secara bergantian dengan waktu yang diatur oleh resistor dan kondensator.
  1.  Output
Output yang digunakan disini adalah nada yang keluar dari speaker yang keluarannya diatur dengan switch.
B.        Analisa Rangkaian Secara Detail
Arus akan mengalir dimulai dari sumber tegangan dan menuju switch. Ketika switch ditutup arus akan mengalir melalui dioda, dimana diode berfungsi sebagai saklar tertutup karena diberikan bias maju (anoda diode diberikan tegangan positif dan katoda diberikan tegangan negative). Arus akan terbagi dua menuju D1 dan D2. Arus dari D1 (diode 1) akan dialirkan menuju R3 dan dilanjutkan menuju IC555 pin7 dan pin 6. Pin 7 (Discharge) berfungsi sebagai interval pewaktuan bunyi nada, dan pin 6 (Treshold) menentukan akhir pewaktuan bunyi nada, Arus pada D2 akan terbagi menjadi tiga, menuju kapasitor polar, resistor, dan IC555 pin 4. Kapasitor polar adalah kapasitor yang mempunyai kutub. Arus yang melewati kapasitor polar dan R1 akan menuju speaker probe +. IC555 pin 4 adalah Reset, sebagai interval pewaktuan dapat disela dengan memberikan pulsa reset 0V. IC555 pin 4 disambungkan menuju speaker probe +. Speaker probe – akan disambungkan dengan C3 (kapasitor 3) dan di-ground-kan, serta probe – speaker akan disambungkan dengan sumber tegangan kutub -.
Prinsip kerja dari Bel 2 Nada dimana sumber tegangan DC diberikan pada IC555 yang berfungsi sebagai pewaktu nada, dan digunakan switch yang berfungsi sebagai pemilih nada tinggi (ketika switch posisi ON) dan nada rendah (ketika switch posisi OFF).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Komponen-komponen penunjang suatu alat kita harus mengetahui fungsinya dan cara kerjanya. Ic ne555 ini bisa dijelaskan bahwa fungsi yang banyak dalam perkembangan elektronika. Dalam penjelasan ini suatu komponen bisa dijalankan dengan adanya komponen penunjang dan komponan vital atau yang paling utama. Ic ne555 ini dalam rangkain bel 2 nada dimana sumber tegangan DC diberikan pada IC555 yang berfungsi sebagai pewaktu nada, dan digunakan switch yang berfungsi sebagai pemilih nada tinggi (ketika switch posisi ON) dan nada rendah (ketika switch posisi OFF).

4.2 Saran-saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari suatu perangkat elektronika. Dalam makalah ini penyusun ingin memberikan sedikit pengetahuan atau penjelasan agar dapat berguna dan bisa dikembang luaskan dalam ilmu pengetahuan, agar tidak ketinggalan perubahan zaman yang semakin maju dan berkembang. Dalam hal ini penyusun ingin pembaca dan kawan-kawan bisa dapat berkreatif dan selalu menjadikan sebuah kreasi yang bagus dan lebih baik lagi.

0-9 Up/9-0 Down Counter dengan CD40110

0-9 Up/9-0 Down Counter dengan CD40110
Rangkaian elektronik di bawah ini (Gambar 1) adalah 0-9 Up atau 9-0 Down Counter. Apabila tombol S3 ditekan seperti memberi pulsa atau denyut berkali-kali, maka display 7segment akan menampilkan angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan apabila tombol S2 ditekan seperti memberi pulsa atau denyut berkali-kali, maka display 7segment akan menampilkan angka 9,8,7,6,5,4,3,2,1,0, dan apabila S1 ditekan, maka display 7segment akan menampilkan angka 0.  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHvZhMdQSMr-pz2FtR6KhnOreHemJgf7U1QIXqV1kUSUq6dlvsLvWpO3ZGaOr9xhdixO3nb4kUSz6sTvuhDcQmzv_67ok5hgMoMPuJbER_p-Ac_PXPJA8wJGv8bcu0FOP5PyUExrkXy-o/s400/Up+Down+Counter.jpg
Gambar 1 Skema Rangkaian Up/Down Counter dengan CD40110


Tombol S3 dan S2 juga bisa dihubungkan dengan output pada Clock Generator, seperti terlihat pada Gambar 2.

Apabila ingin mengembangkan menjadi 2 digit, maka pin nomor 10 dan 11 IC CD40110 (Satuan) harus dihubungkan dengan masing-masing pin nomor 9 dan 7 IC CD40110 untuk digit ke 2 (Puluhan). Sedangkan untuk Reset, pin nomor 5 IC CD40110 (Satuan) dihubungkan dengan pin nomor 5 IC CD40110 untuk digit ke 2 (Puluhan). Dengan demikian, apabil tombol S1 ditekan, maka display 7Segment ke1 dan ke2 akan menunjukkan angka 0, seperti pada Gambar 2 berikut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh68UftfUbFf_F8JTxrizJ1Fj0NHYLjEwM0j3k7Co8nI3qLJPyNIx5P6CKLnUVMTQ8o-EghMx7svPJd5iL0pT8ALAnURvrJlGwnQcNDEPSF1lAjJS4tBLa8RIZwAcOsnGlwUIuc_x5xOxs/s400/Skema+Rangkaian+40110+UpDown+Counter.png
Gambar 2 Skema Rangkaian Up/Down Counter Dua Digit menggunakan CD40110 dan dengan Clock Generator menggunakan NE555.

Menghitung dengan menekan  Tombol S2 atau S3 berkali-kali tidaklah diperoleh angka yang selalu berurutan. Hal ini disebabkan Tombol S2 dan S3 tidak bisa menghasilkan clock persegi yang sempurna. Untuk mengatasinya digunakan Rangkaian Clock Generator menggunakan IC NE555 yang bisa menghasilkan clock persegi yang sempurna. Untuk menghitug maju (Up), Clock dari NE555 dihubungkan ke titik A, sedangkan untuk menghitung mundur (Down), Clock dari NE555 dihubungkan ke titik B (Gambar 2). 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzzVi11PqGR9qHSq368kZF_3u2Z2D28xIbMeOlI6JNyfbH3rnMxfWsF8ttj8HoZLWXRc9cnfLyNy9OJgrQQVJ9iWzTtm0fkcv2FMXzVbtgyLb2ZafmAwq7NGJW9DifTVl5gFVSCDqR4Lk/s400/40110+UpDown+Counter.png
Gambar 3 Rangkaian Up/Down Counter Dua Digit menggunakan CD40110 dan dengan Clock Generator menggunakan NE555.




0-9 Up/9-0 Down Counter dengan CD40110
Rangkaian elektronik di bawah ini (Gambar 1) adalah 0-9 Up atau 9-0 Down Counter. Apabila tombol S3 ditekan seperti memberi pulsa atau denyut berkali-kali, maka display 7segment akan menampilkan angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan apabila tombol S2 ditekan seperti memberi pulsa atau denyut berkali-kali, maka display 7segment akan menampilkan angka 9,8,7,6,5,4,3,2,1,0, dan apabila S1 ditekan, maka display 7segment akan menampilkan angka 0.  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHvZhMdQSMr-pz2FtR6KhnOreHemJgf7U1QIXqV1kUSUq6dlvsLvWpO3ZGaOr9xhdixO3nb4kUSz6sTvuhDcQmzv_67ok5hgMoMPuJbER_p-Ac_PXPJA8wJGv8bcu0FOP5PyUExrkXy-o/s400/Up+Down+Counter.jpg
Gambar 1 Skema Rangkaian Up/Down Counter dengan CD40110


Tombol S3 dan S2 juga bisa dihubungkan dengan output pada Clock Generator, seperti terlihat pada Gambar 2.

Apabila ingin mengembangkan menjadi 2 digit, maka pin nomor 10 dan 11 IC CD40110 (Satuan) harus dihubungkan dengan masing-masing pin nomor 9 dan 7 IC CD40110 untuk digit ke 2 (Puluhan). Sedangkan untuk Reset, pin nomor 5 IC CD40110 (Satuan) dihubungkan dengan pin nomor 5 IC CD40110 untuk digit ke 2 (Puluhan). Dengan demikian, apabil tombol S1 ditekan, maka display 7Segment ke1 dan ke2 akan menunjukkan angka 0, seperti pada Gambar 2 berikut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh68UftfUbFf_F8JTxrizJ1Fj0NHYLjEwM0j3k7Co8nI3qLJPyNIx5P6CKLnUVMTQ8o-EghMx7svPJd5iL0pT8ALAnURvrJlGwnQcNDEPSF1lAjJS4tBLa8RIZwAcOsnGlwUIuc_x5xOxs/s400/Skema+Rangkaian+40110+UpDown+Counter.png
Gambar 2 Skema Rangkaian Up/Down Counter Dua Digit menggunakan CD40110 dan dengan Clock Generator menggunakan NE555.

Menghitung dengan menekan  Tombol S2 atau S3 berkali-kali tidaklah diperoleh angka yang selalu berurutan. Hal ini disebabkan Tombol S2 dan S3 tidak bisa menghasilkan clock persegi yang sempurna. Untuk mengatasinya digunakan Rangkaian Clock Generator menggunakan IC NE555 yang bisa menghasilkan clock persegi yang sempurna. Untuk menghitug maju (Up), Clock dari NE555 dihubungkan ke titik A, sedangkan untuk menghitung mundur (Down), Clock dari NE555 dihubungkan ke titik B (Gambar 2). 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzzVi11PqGR9qHSq368kZF_3u2Z2D28xIbMeOlI6JNyfbH3rnMxfWsF8ttj8HoZLWXRc9cnfLyNy9OJgrQQVJ9iWzTtm0fkcv2FMXzVbtgyLb2ZafmAwq7NGJW9DifTVl5gFVSCDqR4Lk/s400/40110+UpDown+Counter.png
Gambar 3 Rangkaian Up/Down Counter Dua Digit menggunakan CD40110 dan dengan Clock Generator menggunakan NE555.


ikhsanfahri.blogspot.com

555 Astable Circuit Calculator

555 Astable Circuit Calculator

The 555 timer is capable of being used in astable and monostable circuits. In an astable circuit, the output voltage alternates between VCC and 0 volts on a continual basis.
The astable circuit is shown below.
By selecting values for R1, R2 and C we can determine the period/frequency and the duty cycle.
The period is the length of time it takes for the on/off cyle to repeat itself, whilst the duty cycle is the percentage of time the output is on.
In this type of circuit, the duty cycle can never be 50% or lower.
Capacitor (C):

Resistor 1 (R1):

Resistor 2 (R2):


Frequency: 1.023 Hz Cycle Time: 977.130 ms
Duty Cycle: 66.67 %
Time High: 651.420 ms Time Low: 325.710 ms

Notes:
  • Increasing C will increase the cycle time (and hence, reduce the frequency).
  • Increasing R1 will increase Time High, but will leave Time Low unaffected.
  • Increasing R2 will increase Time High, increase time low and decrease the duty cycle (down to a minimum of 50%)

Seven-Segment Display

Seven-segment display

From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
A typical 7-segment LED display component, with decimal point
A seven-segment display (SSD), or seven-segment indicator, is a form of electronic display device for displaying decimal numerals that is an alternative to the more complex dot-matrix displays. Seven-segment displays are widely used in digital clocks, electronic meters, and other electronic devices for displaying numerical information.[1]

Contents

  • 1 Concept and visual structure
  • 2 Implementations
  • 3 History
  • 4 Displaying letters
  • 5 See also
  • 6 References
  • 7 External links

Concept and visual structure

The individual segments of a seven-segment display
16x8-grid showing the 128 states of a seven-segment display
The seven elements of the display can be lit in different combinations to represent the arabic numerals. Often the seven segments are arranged in an oblique (slanted) arrangement, which aids readability. In most applications, the seven segments are of nearly uniform shape and size (usually elongated hexagons, though trapezoids and rectangles can also be used), though in the case of adding machines, the vertical segments are longer and more oddly shaped at the ends in an effort to further enhance readability.
The numerals 6, 7 and 9 may be represented by two or more different glyphs on seven-segment displays.
The seven segments are arranged as a rectangle of two vertical segments on each side with one horizontal segment on the top, middle, and bottom. Additionally, the seventh segment bisects the rectangle horizontally. There are also fourteen-segment displays and sixteen-segment displays (for full alphanumerics); however, these have mostly been replaced by dot-matrix displays.
The segments of a 7-segment display are referred to by the letters A to G, where the optional DP decimal point (an "eighth segment") is used for the display of non-integer numbers.[2]

Implementations

Left image alt text
Right image alt text
An incandescent filament-type early seven-segment display, a.k.a. Numitron

A mechanical seven-segment display for displaying automotive fuel prices
Seven-segment displays may use a liquid crystal display (LCD), a light-emitting diode (LED) for each segment, or other light-generating or controlling techniques such as cold cathode gas discharge, vacuum fluorescent, incandescent filaments, and others. For gasoline price totems and other large signs, vane displays made up of electromagnetically flipped light-reflecting segments (or "vanes") are still commonly used. An alternative to the 7-segment display in the 1950s through the 1970s was the cold-cathode, neon-lamp-like nixie tube. Starting in 1970, RCA sold a display device known as the Numitron that used incandescent filaments arranged into a seven-segment display.[3]
In a simple LED package, typically all of the cathodes (negative terminals) or all of the anodes (positive terminals) of the segment LEDs are connected and brought out to a common pin; this is referred to as a "common cathode" or "common anode" device. Hence a 7 segment plus decimal point package will only require nine pins (though commercial products typically contain more pins, and/or spaces where pins would go, in order to match standard IC sockets. Integrated displays also exist, with single or multiple digits. Some of these integrated displays incorporate their own internal decoder, though most do not: each individual LED is brought out to a connecting pin as described. Multiple-digit LED displays as used in pocket calculators and similar devices used multiplexed displays to reduce the number of IC pins required to control the display. For example, all the anodes of the A segments of each digit position would be connected together and to a driver pin, while the cathodes of all segments for each digit would be connected. To operate any particular segment of any digit, the controlling integrated circuit would turn on the cathode driver for the selected digit, and the anode drivers for the desired segments; then after a short blanking interval the next digit would be selected and new segments lit, in a sequential fashion. In this manner an eight digit display with seven segments and a decimal point would require only 8 cathode drivers and 8 anode drivers, instead of sixty-four drivers and IC pins. Often in pocket calculators the digit drive lines would be used to scan the keyboard as well, providing further savings; however, pressing multiple keys at once would produce odd results on the multiplexed display.
A single byte can encode the full state of a 7-segment-display. The most popular bit encodings are gfedcba and abcdefg, where each letter represents a particular segment in the display. In the gfedcba representation, a byte value of 0x06 would (in a common-anode circuit) turn on segments 'c' and 'b', which would display a '1'.

History

Seven-segment displays can be found in patents as early as 1908 (in U.S. Patent 974,943, F W Wood invented an 8-segment display, which displayed the number 4 using a diagonal bar). In 1910, a seven-segment display illuminated by incandescent bulbs was used on a power-plant boiler room signal panel.[4] They did not achieve widespread use until the advent of LEDs in the 1970s.
They are sometimes used in posters or tags, where the user either applies color to pre-printed segments, or applies color through a seven-segment digit template, to compose figures such as product prices or telephone numbers.
For many applications, dot-matrix LCDs have largely superseded LED displays, though even in LCDs 7-segment displays are very common. Unlike LEDs, the shapes of elements in an LCD panel are arbitrary since they are formed on the display by a kind of printing process. In contrast, the shapes of LED segments tend to be simple rectangles, reflecting the fact that they have to be physically moulded to shape, which makes it difficult to form more complex shapes than the segments of 7-segment displays. However, the high common recognition factor of 7-segment displays, and the comparatively high visual contrast obtained by such displays relative to dot-matrix digits, makes seven-segment multiple-digit LCD screens very common on basic calculators.

Displaying letters

LED-based 7-segment display which cycles through the common glyphs of the ten decimal numerals and the six hexadecimal "letter digits" (A–F)
Hexadecimal digits can be displayed on seven-segment displays. A particular combination of uppercase and lowercase letters are used for A–F; this is done to obtain a unique, unambiguous shape for each letter (otherwise, a capital D would look identical to an 0 and a capital B would look identical to an 8). Also the digit 6 must be displayed with the top bar lit to avoid ambiguity with the letter b)
Hexadecimal encodings for displaying the digits 0 to F
Digit gfedcba abcdefg a b c d e f g
0 0×3F 0×7E on on on on on on off
1 0×06 0×30 off on on off off off off
2 0×5B 0×6D on on off on on off on
3 0×4F 0×79 on on on on off off on
4 0×66 0×33 off on on off off on on
5 0×6D 0×5B on off on on off on on
6 0×7D 0×5F on off on on on on on
7 0×07 0×70 on on on off off off off
8 0×7F 0×7F on on on on on on on
9 0×6F 0×7B on on on on off on on
A 0×77 0×77 on on on off on on on
b 0×7C 0×1F off off on on on on on
C 0×39 0×4E on off off on on on off
d 0×5E 0×3D off on on on on off on
E 0×79 0×4F on off off on on on on
F 0×71 0×47 on off off off on on on
In addition, seven segment displays can be used to show various other letters of the latin, Cyrillic and Greek alphabets including punctuation, but few representations are unambiguous and intuitive at the same time. Short messages giving status information (e.g. "no disc" on a CD player) are also commonly represented on 7-segment displays. In the case of such messages it is not necessary for every letter to be unambiguous, merely for the words as a whole to be readable.
Similar displays with fourteen or sixteen segments are available allowing less-ambiguous representations of the alphabet.
Using a restricted range of letters that look like (upside-down) digits, seven-segment displays are commonly used by school children to form words and phrases using a technique known as "calculator spelling".

Skema Microcontroller

  • signal. This circuit use a 12Vdc...
  • Rangkaian Lampu Emergency IC 555
    Skema Rangkaian Lampu Emergency IC 555Emergency Lamp With 555 is a single option for lighting in the course of electrical...

Rangkaian Lampu Emergency IC 555

Skema Rangkaian Lampu Emergency IC 555Emergency Lamp With 555 is a single option for lighting in the course of electrical power outages. With Emergency Lamp Sequence 555 uses a 12VDC voltage source that can be provided from your 12V battery. Emergency [...]
Read More → Rangkaian Lampu Emergency IC 555

RANGKAIAN MIKROKONTROLER at89s51 JAM DIGITAL

RANGKAIAN JAM DIGITAL MIKROKONTROLER at89s51A digital clock is 1 that displays time digitally. The circuit explained here displays time with two ‘minutes’ digits and two ‘seconds’ digits on four seven segment displays. The seven segment and switches [...]
Read More → RANGKAIAN MIKROKONTROLER at89s51 JAM DIGITAL

Rangkaian Microcontroller at89s51

Moisture Controller Circuit Use Microcontroller at89s51|Rangkaian Microcontrollerat89s51INTRODUCTION:This moisture controller circuit is based on the MICROCONTROLLER AT89S51 & the ADC 0804. This project demonstrates how analog data is converted in [...]
Read More → Rangkaian Microcontroller at89s51

Infrared Transmitter-Receiver with 555

555 Infrared Transmitter-ReceiverInfrared transmitter and receiver circuit shown in the schematic diagram below can be used as remote control. The transmitter is basically an oscillator circuit, and the frequency can be adjusted using R1 potentiometer [...]
Read More → Infrared Transmitter-Receiver with 555

AT89S8252 Electronic Voting Machine Circuit Diagram

AT89S8252 Electronic Voting Machine Circuit DiagramNow-a-days Electronic voting machines are being used effectively. The confidence of the voter in its flawless working is gradually building up and these machines are thus becoming quite popular throughout [...]
Read More → AT89S8252 Electronic Voting Machine Circuit Diagram

Zaman Khilafah Akan Segera Kembali Selepas Berlalunya Zaman Kediktatoran.

Zaman Khilafah Akan Segera Kembali Selepas Berlalunya Zaman Kediktatoran.


1. Dalil Al Quran
"Dan Allah telah menjanjikan kepada orang2 beriman di antara kamu dan yg mengerjakan amal soleh, bahwa mereka sesungguhnya akan dijadikan khalifah yg berkuasa di muka bumi ini sebagaimana telah dijadikan khalifah orang2 sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yg telah diredhaiNya untuk mereka, dan dia benar2 akan menukar [keadaan] mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentiasa"
(Surah An Nur: 55)


2. Dalil Al Hadis


Dari Nukman bin Basyir, katanya…


‘Suatu ketika kami sedang duduk2 di Masjid Nabawi dan Basyir itu seorang yg tidak banyak bercakap.


Datanglah Abu Saklabah lalu berkata

” Wahai Basyir bin Saad, adakah kamu hafaz hadis Rasulullah tentang para pemerintah?’

Huzaifah RA lalu segera menjawab.

” Aku hafaz akan khutbah Rasulullah SAW itu.”

Maka duduklah Abu Saklabah Al Khusyna untuk mendengar hadis berkenaan.


Maka kata Huzaifah RA, Rasulullah SAW telah bersabda.


“Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah Zaman Kenabian sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu seperti

yg Dia kehendaki.”

Kemudian belakulah zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan sepertimana Zaman Kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya.


Lalu berlakulah zaman pemerintahan yang mengigit (Zaman Fitnah -keamiran/beraja /zaman kesultanan ) Berlakulah zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula.


Kemudian berlakulah zaman penindasan dan zaman  penzaliman(Zaman pemerintahan diktator dan demokrasi) dan berlakulah zaman itu seperti mana yang Allah kehendaki.


Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan (Imam Mahdi dan Nabi Isa as ) yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.”


Kemudian Rasulullah SAW pun diam….


~Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam

kitabnya Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Juzuk 4, halaman 273.
Juga terdapat dalam kitab As-Silsilatus Sahihah, Jilid 1,
hadis nombor 5.]

Kehidupan di dunia ini mulai dari kehidupan Nabi Adam hingga hari kiamat terbagi atas lima fase zaman, yaitu:
  1. Zaman Nubuwwah, zamannya para nabi, yaitu semenjak Nabi Adam hingga zaman Nabi Penutup, Rasulullah Muhammad SAW.

  2. Zaman Khalifah, yaitu zaman khulafurrasyidin, Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali, Radiallahu Anhum.

  3. Zaman Al Mulk, yaitu zaman para raja, berakhir seiring runtuhnya Daulah Ustmaniyyah.

  4. Zaman Jababirah, yaitu zaman liberalisme, zaman dimana manusia pada umumnya menginginkan kebebasan seluas-luasnya.

  5. Zaman Khilafah ‘ala Minhajul Nubuwwah, zaman dimana wujudnya kembali suasana kehidupan sebagaimana kehidupan di zaman Muhammad Rasulullah SAW dan Sahabat-sahabatnya.